
photo copyright: Heather Shade
Meskipun blog ini terlahir dari suatu paksaan, bukan berarti terdapat niatan untuk menelantarkannya selama bertahun-tahun. Sudah hampir 3 tahun saya menelantarkan blog ini. Lagi-lagi saya bilang, yah...life gets in the way atau tidak mood menulis, bosen sama layoutnya (yang sampai saat ini saya masih belum mahir cara utak-atiknya), internetnya susah, daaaaaan segala keluh kesah yang berakhir pada kemalasan saya sendiri.
Sebenarnya ada banyak hal yang ingin saya bagikan, meskipun pembaca blog ini hanyalah diri saya sendiri (atau mungkin ada orang lain yang tersesat), setidaknya dengan menulis saya mampu mengembangkan pemikiran yang saya miliki. Segala pemikiran hasil dari berbagai kejadian yang saya hadapi sehari-hari. Cukup besar keinginan saya untuk memulai membuat tulisan. Banyak hal yang sesungguhnya dapat mendorong saya, dari organisasi yang saya ikuti, perjalanan traveling yang dilalui, hingga luapan ide-ide gila yang meredup dan menjadi abu di benak saya. Sempat terpikirkan oleh saya untuk membuat blog baru yang lebih baik, namun penundaan demi penundaan tetap saya lakukan, saya terjebak dalam kata "nanti". Salah seorang teman saya pernah memberikan tulisan kepada saya yang berisi, nanti = tidak akan pernah. Benar saja, hal itu terjadi pada saya, rencana ingin mengembangkan blog ini pun tertunda hingga bertahun-tahun.
Sampai tiba suatu saat dimana saya tinggal di sebuah kota yang cukup kering. Air hujan sudah lama tidak menyentuh bumi kota ini, hingga debu dan hawa panas menyeruak membuat penghuninya bergelimangan peluh hingga air mata. Kamar tempat tinggal saya adalah salah satu korbannya. Beberapa teman saya mengeluh tidak enak badan setelah berkunjung ke tempat saya. Debu tebal yang dinaungi sarang laba-laba begitu cantiknya menghiasi kamar saya, layaknya dekorasi pesta ulang tahun. Sempat terpikir oleh saya untuk pindah kamar yang jauh dari sumber debu, namun saya mengurungkan niat karena sudah terbayang betapa letihnya memindahkan seluruh barang yang ada di kamar saya. Lagi-lagi ini adalah akibat dari penundaan yang saya lakukan. Ditengah keadaan yang tidak mampu diubah, saya seakan menyerah dengan keadaan dan membiarkan semuanya terjadi begitu saja. Saat itu saya sudah tidak tahan lagi, saya coba menghapus sarang-sarang tersebut dengan ala-alat yang biasanya. Alhasil kamar saya seperti musim salju di negara-negara Eropa, namun bedanya butiran salju kini menjadi butiran debu. Hal ini sempat membuat saya frustasi, pada akhirnya saya mencoba menggunakan bantuan benda lain, yaitu kain basah yang dikibaskan dan wallaaa... kini kamar saya sudah terlihat lebih baik dari pada sedia kala. Meskipun saya belum mampu menghabiskan seluruh debu dan sarang yang menempel di langit-langit kamar, saya mampu membawa suasana baru dengan mengubah letak benda-benda di kamar saya.
Curhat colongan saya diatas sebenarnya ingin mengarah pada kembalinya minat saya untuk mengisi blog ini (meskipun pada akhirnya agak keluar topik dan lebih kepada pemuasan ego saya, muahahaha~). Ketika berbaring di kamar sambil menikmati suasana kamar yang baru, banyak hal yang terpikirkan oleh saya, mengenai hal-hal yang seharusnya sudah saya lakukan sejak dulu. Salah satunya adalah menulis (yang pernah menjadi hobi saya saat kanak-kanak dulu). Saya pun menjadi sadar akan kejamnya prokrastinasi. Bahayanya seperti tumor ganas yang menggerogoti tubuh manusia dan dibiarkan hingga manusia terkapar tidak berdaya.
Sesungguhnya tidak perlu susah-susah untuk mendapatkan suasana yang baru dan lebih baik selama kita memiliki keinginan untuk bergerak dengan segera. Tentu, kita manusia sangat cepat merasa bosan. Kita begitu mudah tertarik akan sesuatu yang lebih baru. Namun terkadang kita melupakan apa yang kita miliki, kita mengabaikannya meski sesunggunya apa yang kita miliki ini masih bisa dikembangkan. Hal ini yang menyebabkan saya kembali kesini. Mencoba membersihkan debu dan sarang laba-laba yang telah menghiasi blog ini. Tekad dan keinginan tidaklah cukup untuk membersihkan seluruh debu dan sarang laba-laba ini, tapi bergerak dengan segera bisa menjadi kain basah yang lebih ampuh dari hanya sekedar tekad dan keinginan. Biarlah tulisan-tulisan terdahulu masih terpampang di blog ini sebagai kenangan meskipun begitu absurbnya masa lalu itu. Setidaknya kini saya bergerak untuk kembali dan mengembangkan blog sepi nan gelap gulita ini.
Yah...begini lah akhirnya. Saya belum mampu membuat tulisan runtun secara spontan. Begitu banyak kata-kata dan alur yang ingin dikeluarkan. Tidak ada kata-kata penutup untuk kali ini selain "STOP Procrastinating! It'll left you bleed to death"
Ga nyambung? Biarlah. Semoga semangat ini tetap terjaga dan terhindar dari virus P.
Until next time~
-Shari
No comments:
Post a Comment